Minggu, 15 Mei 2016

Minka: Rumah Tradisional Jepang (2)

Minka: Rumah Tradisional Jepang (2)

Unknown
Bagaimana dengan tata ruang di dalam rumah Minka?

1. Genkan


Salah satu ciri rumah Jepang adalah genkan, atau pintu masuk. Ini merupakan area kecil, dengan level yang sama seperti di luar, di mana orang yang datang melepaskan sepatunya. Ketika mereka melepas sepatu, orang melangkah ke lantai  yang lebih tinggi 40-50 cm.  Berdekatan dengan lantai bawah ada rak atau lemari disebut getabako (kotak geta ) di mana orang akan menempatkan sepatu mereka. Sandal untuk penggunaan dalam ruangan biasanya ditempatkan di sana. 

2. Washitsu



Washitsu adalah ruang beralaskan tatami dalam bangunan tradisional Jepang. Ada beberapa aliran dalam menyusun tatami sebagai alas lantai. Dari jumlah tatami yang dipakai dapat diketahui ukuran luas ruangan.

Dari sejumlah washitsu yang ada di dalam bangunan (rumah) terdapat satu washitsu utama. Setiap ruangan bisa menjadi ruang tamu, ruang makan, belajar, atau kamar tidur. Hal ini dimungkinkan karena semua perabotan bersifat portabel, yang disimpan dalam oshiire (bagian kecil dari rumah yang digunakan untuk penyimpanan).

Fungsi washitsu berubah bergantung kepada alat rumah tangga yang dipakai. Washitsu berubah menjadi ruang belajar bila diletakkan meja. Washitsu menjadi ruang tidur bila diletakkan futon(matras tidur). Meja besar dikeluarkan bila washitsu ingin digunakan untuk jamuan makan.

3. Washiki ( Toilet )

Toilet di perumahan Jepang biasanya terletak jauh dari kamar mandi dan terpisah dari rumah induk. Namun, dalam kamar apartemen sering menggunakan toilet dan kamar mandi berada dalam satu unit. Toilet biasanya di ruang kecil, saat memasuki ruangan ini, salah satu tradisional menggantikan sandal rumah mereka dengan  sandal khusus, kemudian menukar kembali ketika keluar dari kamar mandi. Secara tradisional, toilet Jepang telah memiliki citra "haram" dan dengan demikian dipisahkan, tapi kemudian hari toilet lebih modern cenderung untuk menangkal tradisional citra "haram" tadi.

Toilet tradisional Jepang (washiki) adalah kloset jongkok juga dikenal sebagai kloset Asia. Kebanyakan kloset jongkok di Jepang terbuat dari porselen. Para pengguna toilet di Jepang kebalikan dari Indonesia dimana mereka menghadap ke dinding di belakang toilet pada gambar terlihat di sebelah kanan. Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset yang berada di permukaan lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm.

4. Daidokoro ( Dapur )
Ada dua jenis dapur di rumah tradisional Jepang, yang pertama dengan tungku dan yang kedua dengan cara digantung. Kedua cara ini sama-sama menggunakan kayu bakar. Pada periode Jomon, dari 10.000 SM sampai 300 SM, orang berkumpul ke desa-desa, di mana mereka tinggal di tempat tinggal lubang dangkal. Ini gubuk sederhana adalah antara 10 sampai 30 meter persegi dan memiliki perapian di tengah.

Kompor awal tidak lebih dari sebuah lubang dangkal, yang dikelilingi oleh batu untuk menangkap percikan api. Kemudian mereka menggantikan dengan Vas tanah liat atau tungku. Jenis kompor disebut umigamero Seperti kompor menjadi lebih aman, itu dipindahkan dari pusat rumah ke samping dan, oleh periode Kofun akhir (abad ke-6), hampir semua rumah memiliki kompor di salah satu ujung rumah. Beberapa keluarga kaya pada periode Kofun membangun sebuah rumah terpisah di mana memasak dilakukan.

5. Roka
Di pinggir rumah terdapat Roka, biasanya berlantai kayu, yang mirip dengan lorong-lorong.


Lantas, bagaimana dengan desain atapnya?

Atap adalah fitur dominan dalam arsitektur tradisional Jepang. Atap rumah minka sering dibuat curam, dan biasanya terbuat dari ilalang (kayabuki yane), sirap (itabuki yane), atau genteng (kawarabuki yane). Atap minka dapat dikelompokan menjadi 3 macam bentuk, yaitu :

1. Kirizuma



Kirizuma, merupakan jenis atap yang paling sederhana yang berbentuk segi tiga (gabled roof). Jenis atap ini mempunyai dua sisi yang menurun dari balok bubungan utama (mune).

2. Yosumune
Yosumune, merupakan jenis atap yang mempunyai pinggang (hipped roofs). Atap jenis ini merupakan perkembangan dari kirizuma, karena pada kedua sisi sampingnya yang lain ditambah dengan atap miring, dan bubungannya tidak berbentuk lancip melainkan papak.



3. Irimoya

Irimoya, merupakan jenis atap berbentuk tiga segi, dengan atap tambahan yang berbentuk agak miring di sekitarnya, sehingga ruang dalam rumah menjadi luas. Pada rumah yang atapnya terbuat dari genteng keramik, genteng juga dipasang sampai ke ujung bubungan, dan untuk menghias puncak bubungan dipasang genteng yang ujungnya berbentuk kepala raksasa, yang disebut onigawara. Pada rumah yang beratap rumput juga dipasang hiasan pada kedua sudutnya yang disebut dengan munekazari.


Sumber :



Adapted by :



Yunita Teresia Ginting


( XI A-4 / 35 )

Unknown / Editor

Blog alias Majalah Online dengan tiga orang Admin.
Berdomisili di SMA Budi Mulia, Bogor. #Angkatan27

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib